VONMAGZ, Jakarta-Kepala Eksekutif Google, Twitter, dan Facebook telah menyampaikan kesaksian tentang penyebaran informasi palsu di media sosial secara virtual pada hari Kamis (25/3) di sidang kongres. Dalam sidang pertama membahas mengenai pemberontak bersenjata yang menyerbu Capitol Amerika Serikat di awal tahun 2021, Mark Zuckerberg, Jack Dorsey, hingga Sundar Pichai dipuji oleh anggota kongres tentang apa yang mereka lakukan melalui platform mereka untuk memperingatkan dan memerangi berita palsu yang bereda termasuk Jack Dorsey yang langsung memutuskan untuk memblokir akun Twitter milik mantan Presiden AS, Donald Trump.

Dok : Al Jazeera
Meskipun begitu beberapa anggota parlemen lainnya membidik para pemimpin teknologi tersebut karena dengan sengaja menutup mata dan telinga mereka atas klaim palsu penipuan pemilu yang menyebabkan kerusuhan Capitol terjadi. "Anda gagal untuk berubah secara berarti setelah platform anda berperan dalam mengobarkan pemberontakan dan mendukung penyebaran virus serta menginjak nginjak kebebasan sipil Amerika" kata Rep. Frank Pallone selama sidang berlangsung.
Lalu ada kritikan atas tanggapan platform yang tertunda untuk menghapus konten anti-vaksin yang berbahaya untuk memperngaruhi masyarakat. "Kalian dapat menghapus konten ini. Kalian bisa memperbaikinya, namun kalian memilih untuk tidak melakukannya" kata Rep. Mike Doyla dalam sambutan pembukaan.
Merenspons semua kritikan, Jack Dorsey selaku CEO Twitter mengatakan bahwa kini platformnya berfokus pada upaya untuk mencegah disinformasi yang mengarah ke bahaya offline. Facebook mengatakan telah membangun jaringan global lebih dari 80 pemeriksa fakta secara independen serta menambahkan label peringatan ke postingan yang dianggap salah.