JAKARTA- Riset dari sebuah projek dari Computational propaganda research Project Oxford Internet Institute menyatakan bahwa negara Indonesia adalah salah satu negara yang menggunakan buzzer. Buzzer di Indonesia awalnya dilakukan untuk mendukung promosi produk dan brand, namun akhir akhir ini mereka pun mulai merambah ke dunia politik. Buzzer tersebut memanfaatkan untuk propaganda politik, menyerang kampanye, memecah belah kubu, menyudutkan pihak lain, dan melemahkan informasi media untuk mendapatkan simpati dan perhatian rakyat.

Dibalik Buzzer yang merajalela di media sosial, mereka adalah sebuah akun bot yang dikelola oleh manusia. Bayaran dari buzzer sendiri tergantung dari followers dan engagement yang didapat . Semakin tinggi engagement yang didapat semakin mahal harganya. Beberapa buzzer mengungkapkan mendaptakan rate harga antara 3-7 juta per bulannya.
Ada beberapa strategi buzzer untuk menyebar informasi. Pertama, Buzzer menggunakan akun bot secara terus menerus untuk menghasilkan informasi demi mencapai trending topik menggunakan algoritma media sosial. Kedua, buzzer yang menggunakan 2 akun bahkan bisa lebih dan meminta banyak akun untuk membantu retweet dan like informasi yang disebarkan.
Pekerjaan buzzer sendiri belum diberikan peraturan dan hukum yang berlaku, Namun Moeldoko yang merupakan Kepada Staf Kepresidenan meniliai bahwa buzzer ini perlu diberikan peraturan agar tidak semakin menyerang dan mengancam pihak lawan politik.
תגובות