VONMAGZ, Jakarta- Di awal jabatannya, Presiden Joe Biden terseret dalam konflik kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina. Sejak kekerasan tersebut terjadi di awal minggu, Biden mengatakan bahwa ia telah berdiskusi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari sebelumnya. "Harapan saya adalah ini akan ditutup lebih cepat. Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri ketika ribuan roket terbang ke wilayahmu" kata Biden.



Dok : Al Jazeera
Dalam sebuah panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel, Biden mengutuk serangan roket oleh Palestina dan kelompok teroris lainnya terhadap Tel Aviv, Israel yang dimana Palestina sedang mempertahankan diri atas serangan masjid Al-Aqsa dan penyerangan rebut paksa pemukiman warga. Biden juga menyampaikan dukungannya yang tak tergoyahkan untuk kemanan dan hak sah Israel untuk membela diri dan rakyatnya, sekaligus melindungi warga sipil, jelas Biden. Tanggapan pemerintah tidak diterima dengan baik oleh Partai Demokrat progresif yang telah mencoba meningkatkan dukungan untuk membela perjuangan Palestina bersama negara negara lainnya.



Al Jazeera
Israel pada Sabtu (15/5) kemarin dilaporkan telah menggempur gedung gedung media berita di Palestina termasuk Associated Press dan AlJazeera yang hingga kini mereka menerima peringatan serangan lebih lanjut. Militer Israel mengklaim pesawat mereka menghantam gedung yang berisi aset militer milik kantor inteljen kelompok Hamas. "Kami syok dan merasa ngeri bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang berisi kantor biro AP dan organisasi berita lainnya di Gaza. Dunia hanya akan sedikit tahu soal apa yang sedang terjadi di Gaza, karena apa yang telah terjadi hari ini" kata CEO AP, Gary Pruitt.
Direktur jenderal AlJazeera Media Network, Dr Mostefa Souag juga meminta pertanggung jawaban kepada Israel atas insiden tersebut. "Tujuan dari kejahatan keji ini adalah untuk membungkam media serta menutupi pembantaian dan juga penderitaan rakyat Gaza" ucapnya.