VONMAGZ, Jakarta- Meskipun dibantah China, terbukti bahwa ada ratusan ribu orang etnis muslim Uighur yang dipaksa untuk bekerja di beberapa pablik. Beberapa kawasan dari banyaknya pabrik yang melakukan praktik pemaksaan tersebut telah mendapatkan banyak kritikan dari sejumlah negara. Kejadian tersebut menyebabkan banyak perusahaan multinasional yang memutus hubungan dengan wilayah tersebut. Namun tidak untuk perusahahaan mobil Volkswagen, VW tetep bersikeras untuk melanjutkan operasi pabriknya di Xinjiang. Para pengkritik menyarankan bagi VW untuk tidak terlibat dalam praktik penahanan dan pemaksaan massal.

Getty
Pimpinan dari VW China bernama Stephan Wollenstein mendukung kehadiran pabrik VW dalam wawancaranya dengan BBC. Ia mengungkapkan pabrik tersebut memperkerjakan sekitar 600 orang dengan menghasilkan produk sekitar 20 ribu kendaraan setiap tahunnya. "Apa yang terjadi di masa Nazi adalah apa yang terjadi di pabrik kami, ketika kami mempraktikkan kerja paksa, orang orang yang memproduksi mobil VW. Kami memastikan tidak ada tempat produksi kami yang mempraktikkan kerja paksa, dan ini adalah sesuatu yang secara khusus kami periksa dan saya jamin kami tidak memiliki kerja paksa" kata Wollenstein.

Getty
Saat ini perusahaan VW membutuhkan kemitraan dan izin dari otoritas China karena membuka pabrik di Xianjiang, hal tersebut berisiko dan dikhawatirkan akan memberikan dukungan diam diam terhadap kebijakan penindasan etnis yang telah terbukti dan diakui oleh sejumlah negara.