VONMAGZ, Jakarta- Setelah berhasil melakukan kudeta dan lakukan penahanan presiden terpilih Aung San Suu Kyi, militer Myanmar kini telah memblokir aplikasi Facebook dan aplikasi media sosial dan pesan lainnya dengan alasan untuk memastikan stabilitas. Keputusan tersebut dinilai dilakukan untuk membungkam aktivis online. Kudeta yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing kini telah mengambil alih kekuasaan dengan mengakhiri periode pemerintah mayorutas sipil.

Foto : AFP
Di Myanmar sendiri penentangan terhadap militer tersebut sangat kuat di Facebook yang kini telah menjadi platform utama untuk sebagian negara yang mendukung komunikasi untuk bisnis dan pemerintah. Banyak warga di Yangon dan kota kota lain yang melakukan protes dengan menggedor panci dan menyembunyikan klakson mobil untuk menentang kudeta. Gambar dan foto foto situasi tersebut telah beredar luas di Facebook.
Kementrian Komunikasi dan Informasi mengatakan akses ke Facebook akan diblokir hingga 7 Februari. Seorang agen tur di Yangon bernama Anthony Aung mengatakan kepada media BBC bahwa ia sempat memiliki akses ke Facebook melalui WiFi namun tidak melalui data seluler. Ia juga mengatakan bahwa saat itu orang orang mulai terburu buru mengunduh aplikasi VPN alternatif. Namun beberapa jam kemudian, Facebook telah berhenti total.
Seperti yang dilaporkan juga oleh BBC, setengah dari 54 juta warga Myanmar menggunakan Facebook dan para aktivis disana telah membuat halaman komunitas untuk mengoordinasikan opisisi terhadap kudeta.