VONMAGZ, JAKARTA- Situasi Arema FC saat ini dinilai semakin sulit karena mereka ditolak dimana mana dan dianggap sebagai klub tapa empati karena masih melanjutkan diri untuk mengikuti kompetisi. Hal itu berkaitan dengan tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada bulan Oktober 2020 yang lalu. Arema juga dilarang oleh Komite Disiplin PSSI untuk berkandang di Malang, serta mendapatkan penolakan untuk berkandang di lokasi lain. Sementara kantor Arema FC juga sempat terjadi kerusuhan pada 29 Januari 2023 dimana kantor tersebut dirusak yang melibatkan suporter.
Photo Courtesy of Kompas.com
Menanggapi hal tersebut, Tatang Dwi Arfianto selaku Komisaris PT.Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia mengungkapkan ada kemungkinan Arema membubarkan diri jika situasinya semakin sulit.
"Upaya yang ditempuh dan dihadapi klub Arema FC pasca musibah Kanjutuhan sudah dilakukan, mulai membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi, memberikan layanan trauma healing serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan" ungkapnya dilansir Goal.com.
"Tentu kami merespons atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa. Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepakbola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kami lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak" kata Tatang.
Comments