VONMAGZ, JAKARTA- Seorang pegawai Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI) membeberkan kisahnya di sebuah surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo yang kini viral di Twitter. Unggahan surat tersebut kini telah disukai lebih dari 45.300, dibagikan lebih dari 34.000 kali, dan dikomentari lebih dari 2.200 kali.

Foto: Detik News
Korban menceritakan kasus pembullyan dan pelecehan sesama teman pria tersebut sudah ia alami sejak 2012-2014. Ia mengaku mengalami trauma selama bertahun tahun. Korban kerap berteriak tanpa kontrol di tengah malam. "Tolong Pak Joko Widodo, saya tak kuat dirundung dan dilecehkan di KPI, saya trauma buah zakar dicoret spidol oleh mereka" tulis salah satu tulisan korban. Meski sempat melaporkan kasus itu ke atasan, korban mengatakan yang ditindak hanyalah pemindahan ruangan. Pria berinisial MS itu juga mengaku menerima pemukan, makian, penelanjangan, dan diikat secara paksa. Bahkan ada salah satu anggota yang sempat mendokumentasikan buah zakar yang dicoret spidol.
Komisioner Komnas HAM RI, Beka Ulang Hapsara mengatakan bahwa sebelumnya MS pernah mengirimkan pengaduan melalui email Komnas HAM pada 2017. "Betul yang bersangkutan pernah mengadu via email ke Komnas Ham sekitar bulan Agustus-September 2017 terkait kekerasan seksual yang dialaminya" kata Beka. MS saat itu disarankan untuk membuat laporan ke pihak kepolisian karena terdapat unsur tindak pidana dari apa yang dilakukan oleh pelaku. Namun saat melaporkan peristiwa itu ke polisi pada tahun 2019, laporan tersebut tidak diterima dan korban diminta menyelesaikan perkara secara internal. Saat melaporkan ke atasan, MS hanya dipindah ruang kerja namun perundungan masih terjadi.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Agung Suprio mengatakan akan melakukan investigasi internal para terduga pelaku pelecehan seksual. Hingga kini ada 7 nama sebagai pelaku perundungan dan pelecehan sesksual. "Iya ada investigasi internal pada 7 orang, nanti saya umumkan kelanjutannya ya" kata Agung kepada CNN Indonesia.
Di sisi lain, korban yang saat ini memutuskan untuk resign dari KPI karena sudah tidak kuat atas trauma psikis yang ia alami meminta keadilan agar pelaku diberi hukuman yang setimpal. "Lagi pula kenapa saya yang harus keluar dari KPI Pusat? Bukankah saya korban? Bukankah harusnya para pelaku yang disanksi atau dipecat sebagai tanggung jawab atas perilakunya? Saya benar, kenapa saya tak boleh mengatakan ini ke publik" kata MS.